Membahas Hukum Ohm dan Cara Memahaminya

Mendengar kata "hukum Ohm" mungkin sudah tidak asing lagi bagi pembaca yang punya background pendidikan Elektro sepetri saya atau bagi pembaca yang baru belajar fisika listrik. Untuk me refresh kembali ingatan kita tidak ada salahnya saya ulas kembali tentang bunyi hukum Ohm dan cara memahaminya.
Pengertian Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya, dikutip dari wikipedia.orgSebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Hukum Ohm dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana :
- V : tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
- I : arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
- R : nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.
Rumus Hukum Ohm
Untuk lebih mudah lagi memahami rumus Ohm bisa kita lihat gambar segitiga ajaib dibawah ini :
Kok dikatakan segitiga ajaib kenapa? ya karna rumus tersebut pasti tepat bila digunakan untuk mencari Hukum Ohm dan mudah untuk kita ingat tidak perlu menghafalkan rumus yang banyak cukup dengan segitiga ajaib.
Caranya gimana? Kita ibaratkan garis yang horizontal adalah bagi (:) dan garis vertikal adalah kali (x) bila yang dicari V maka V kita tutup dan hasilnya V = I x R dan lengkapnya bisa dilihat dibawah ini :
- V (Volt ) = I.R
- I (Ampere) = V/R
- R (Ohm) = V/I
Hukum Ohm banyak sekali dipakai dalam aplikasi peralatan listrik. Hampir semua peralatan ukur kelistrikkan yang dipakai di dunia ini menggunakan rumus dasar ini. Jadi bagi orang yang bergelut dibidang elektro atau kelistrikan, hukum ini wajib untuk diketahui atau dihafal dan difahami.
Sedangkan besarnya daya pada suatu rangkaian dapat di hitung dengan :
P = V . I atau P = I2 . R atau P = V2/ R
Dimana :
- P : daya, dalam satuan watt;
- V : tegangan dalam satuan volt;
- I : arus dalam satuan ampere
Contoh Soal :
1. Didalam suatu rumah tinggal, terpasang sebuah lampu dengan tegangan 220 Volt, setelah di ukur dengan amper meter arusnya adalah 1 ampere, hitunglah daya yang diserap lampu tersebut dan tahanan lampu tersebut ? Jawab :
Diketahui:
V = 220 Volt
I = 1 Amper
Ditanya:
Daya (P) dan Tahanan ( R ) = ?
Penyelesaian:
P = V.I
P = 220. 2 = 440 Watt
R = V / I
R = 220 / 1 = 220 Ohm
2. Jika tahanan beban terukur 100 Ohm pada instalasi tegangan rumah 220 V, berapa arus yang mengalir pada beban tersebut ? Jawab:
Diketahui :
V = 220 Volt
R = 2 Ohm
Ditanyakan :
Arus (A) = ?
Penyelesaian:
I = V/R
I = 220/100 = 2,2 A
3. Sebuah bangunan rumah memakai lampu dengan tegangan pada instalansi lampu rumah tersebut adalah 220 Volt, dan arus yang mengalir pada lampu tersebut adalah 2 ampere, berapakah hambatan pada lampu tersebut, hitunglah? Jawab:
Diketahui :
V = 220 Volt
I = 2 Amper
Ditanyakan:
Hambatan (R) = ?
Penyelesaian:
R = V/I
R = 220/2 = 110 ohm
Jadi hambatan yang mengalir adalah 22 ohm
Demikianlah artikel singkat tentang Hukum Ohm dan Cara Memahaminya, Semoga informasi yang saya sampaikan di atas dapat bermanfaat dan membantu anda
Posting Komentar untuk "Membahas Hukum Ohm dan Cara Memahaminya "